Kamis, 10 November 2016

Sistem Pernapasan Reptil

SISTEM PERNAPASAN REPTIL
A.  Definisi Reptil
            Reptil adalah kelompok besar keturunan vertebrata yang mendominasi pada era Mezoik. Reptil (binatang melata) merupakan sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliiki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia termasuk hewan yang berdarah dingin atau biasa disebut ektoterm (hewan yang sangat bergantung pada suhu lingkungan luar).
B.   Klasifikasi Reptil
Kingdom                     : Animalia
Filum                           : Chordata
Subfilum                     : Vertebrata
Superclas                     : Tetrapoda              
Kelas                           : Reptilia
C.  Ciri-ciri Reptil       :
1.      Bersisik
2.      Berdarah dingin
3.      Jantung memiliki 4 ruang
4.      Bernapas dengan paru-paru
5.      Berkembangbiak dengan ovipar dan ovovivipar

D.  Organ Sistem Respirasi
·         Hidung
·         Laring
·         Trakea
·         Bronkus
·         Paru-paru

E.  Sistem Respirasi
a)      Di darat 
Nares ekterna → Nares interna → Laring → Trakea → Paru-Paru
b)      Di Air 
            Nares ekterna → Nares interna (di air terdapat vellum kemudian melalui glotis   celah lingua) → Laring → Trakea → Paru-Paru
F.    Sistem Pernapasan
Pada reptilia, struktur pulmo lebih kompleks dibandingkan pulmo amphibia. Permukaan dalam pulmo diperluas dengan terbentuknya sekat-sekat pemisah yang tumbuh sebagai lipatan dindingnya yang disebut Faveolus. Namun masih lebih sederhana dibandingkan dengan vertebrata yang lebih tinggi, sehingga pertukaran udara bersifat tidak efisien.

Pada umumnya hewan kelas Reptilia bernapas dengan paru-paru. Selain dengan paru-paru, kura-kura dan penyu pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit tipis dengan bayak kapiler darah yang ada di sekitar kloaka. Kloaka merupakan muara bersama saluran reproduksi, saluran ginjal, dan saluran pencernaan makanan.
Pada reptilian pada umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung, lalu trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung kepala atau moncong. Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru terjadi karena ada kontraksi otot pada tulang rusuk.Paru-paru tersusun atas gelembung-gelembung berisi kapiler darah. Pertukaran gas terjadi di kapiler darah. Pertukaran gas terjadi di kapiler ini, oksigen diambil dan karondioksida bersama uap air di keluarkan.
Pada beberapa jenis reptilian yang hidup di air, lubang hidungnya dapat ditutup oleh klep, misalnya pada buaya. Selain iu pada buaya, saat menyelam, lubang batang tenggorokannya dapat ditutup oleh lipatan kulit, sehingga air tidak masuk ke dalam paru-paru pada pangkal tenggorokan cecak dan tokek terdapat pita suara. Selama inhalasi, tulang rusuk memutar ke depan dan ke luar, memperluas rongga sekitar paru-paru. Selain itu, hati, yang terletak tepat di belakang paru-paru, ditarik posterior oleh aksi otot diafragma. Otot-otot ini berasal dari otot perut internal. Mereka memperluas bagian depan dari panggul dan gastralia ke septum posthepatic, lembaran tipis yang terhubung ke sisi posterior dari hati. Kontraksi otot diafragma menarik hati kembali, meningkatkan volume rongga paru-paru dan menurunkan tekanan dalam paru-paru. Hal ini membantu memasukkan udara di udara. Pernafasan keluar kebalikan gerakan-gerakan ini. Tulang rusuk melipat kembali ke posisi, dan hati bergerak ke depan melawan paru sebagai akibat dari kontraksi otot perut. Karena tekanan pada dinding paru meningkat, maka udara dikeluarkan. Secara keseluruhan, penambahan aksi otot diafragma untuk respirasi meningkatkan volume udara yang diadakan di paru-paru dan, sebab itu, membantu memperpanjang waktu menyelam.
Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif.
Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
Pada ular, pulmo kiri lebih kecil daripada pulmo kanan dan kadang-kadang tidak ada sama sekali. Reduksi atau eliminasi ini ada hubungannya dengan bentuk tubuh memanjang. Pada kebanyakan ular, faveolus menonjol ke arah anterior, namun pada posterior mengalami penurunan sampai tidak ada. Terdapat dua daerah paru-paru, yaitu bagian anterior pernapasan (faveoli) dan bagian posterior sakular (avaskular). Tulang rusuk dan otot pada dada berhubungan menjalankan tekanan dan pengembangan dari dinding tubuh mengembangkan atau mengempiskan paru-paru. Pembukaan dan penutupan dari glotis menyamakan dengan gerakan-gerakan ini. Pertukaran gas terjadi di bagian pernafasan dari paru-paru. Bagian sakular paru-paru bertindak sebagai lenguh ketika tubuh bagian anterior ditempati fungsi yang berbeda dan tidak dapat menekan atau mengembangkan paru-paru. Misalnya, ketika ular menelan mangsa, tubuhnya menjadi buncit selam makanan lewat perlahan-lahan melalui kerongkongan, namun ventilasi dari paru-paru harus berjalan terus.Walaupun trakea, diperkuat dengan cincin setengah lingkaran tulang rawan, tetap terbuka, tubuh bsagian anterior tidak dapat bertindak sebagai pompa aspirasi. Sebaliknya, posterior tubuh belakang mangsa mengembang dan mengkerut, menyebabkan paru-paru sakular untuk mengisi dan mengosongkan paru-paru. Pada Caiman dan buaya lainnya, hati membantu pompa aspirasi dengan bertindak seperti "piston" untuk ventilasi paru-paru.
Pertukaran udara di kura-kura terjadi ketika cangkang sekitar paru-paru mencegah perubahan bentuk dan menghalangi aspirasi memompa menggunakan tulang rusuk. Pada cangkang lunak penyu, gerakan alat hyoid (cincin tenggorokan) menarik air masuk dan keluar dari faring. Oksigen diserap dalam faring untuk mempertahankan penyu saat berendam. Dalam gertakan kura-kura, plastron berkurang, memungkinkan deformasi dari dinding tubuh yang berkontribusi terhadap rongga udara  paru-paru. Biasanya, pergerakan masuk dan keluar dari anggota tubuh mengubah tekanan pada paru-paru, dan helai khusus otot dalam cangkang mengubah tekanan paru. Paru-paru penyu dan isi rongga perut lainnya berada dalam rongga tunggal tetap, sehingga setiap perubahan volume mengubah tekanan pada paru-paru. Sebuah cabang diperpanjang dari atau ditarik ke cangkang mempengaruhi tekanan dalam rongga ini dan membantu pompa aspirasi. Selain itu, pada rongga posterior dalam ditutup oleh membran yang membatasi, jaringan ikat dimana transversus abdominis dan otot abdominis obliquus melekat. Kontraksi atau relaksasi otot-otot ini mengubah volume rongga dalam cangkang dan berkontribusi terhadap inhalasi atau pernafasan udara. Otot diaphragmaticus, meskipun tidak ada di kura-kura, namun terdapat di sebagian besar penyu lainnya. Diafragma bersama-sama dengan transversus abdominis memampatkan rongga dalam untuk bertindak sebagai otot pernafasan. Glotis terbuka dan abdominis obliquus memperluas rongga dalam untuk bertindak sebagai otot inhalasi. Seperti pada tetrapoda lainnya, rongga udara paru-paru dan daya penggerak digabungkan. Daya penggerak menentukan perubahan bentuk pada tulang rusuk dan, sebab itu, pada paru-paru terletak di dalam. Dalam 7-kaki bipedal dinosaurus Deinonychus, otot caudotruncus berasal dari pangkal ekor, slip sekitar akhir takal seperti pubis, dan menyisipkan pada gastralia tersebut. Kontraksi bekerja pada tulang rusuk tapi disinkronkan dengan berirama, perangkat yang berhubungan dengan masa putaran yang dihasilkan pada waktu daya gerak. Sebagai cabang belakang dari dinosaurus berjalan membuat kontak dengan tanah, inersia dari leher dan ekor menarik mereka ke bawah untuk memadatkan tulang rusuk, kontribusi untuk pernafasan. Sebagai anggota badan mendorong berhenti, leher dan ekor pulih ke atas, meningkatkan volume toraks untuk menaikkan inhalasi.
Paru-paru bangsa buaya mirip pada mamalia, sementara itu pada sebagian kecil kadal memiliki diverticula yang terentang di bagian posterior paru-paru berfungsi seperti kantong udara pada burung. Trakhea dan bronkhus umumnya pendek dan sederhana, tetapi reptilia berleher panjang misalnya kura-kura, trakhea juga panjang.

G. Sistem Pernapasan atau Respirasi pada Hewan Reptil           
1.      Kadal          :
Udara masuk melalui lubang hidung ke hidung dalam (dibelakang velum) kemudian ke glottis ( dalam faring), trakea, bronki (ada 2), dilanjutkan ke paru (dengan kapiler-kapilernya).
2.      Buaya
Udara masuk melalui lubang hidung, menuju ke hidung dalam (dibelakang velum), melalui glottis (dalam faring) tempat terdapat pita suara, menuju ke trakea, kemudian menuju ke bronki yang bercabang dua masing-masing ke paru-paru.
3.      Penyu
     Dari faring, melalui celah suara (glotis) terus menuju trakea (bercin kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-paru. Paru-paru itu terbagi dalam kompartemen-kompartemen (lobus-lobus). Laring dari kartilago terdapat di ujung anterior trakea


DAFTAR PUSTAKA
Brotowijoyo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Penerbit Erlangga
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar